serpihan kawan

Kawan

dua puluh tahun silam

kau tinggi, aku rendah

kita berkenalan dalam mendung

 

Angin sepoi sepoi menyapa

lalu….Jakarta sedikit bersahabat

Kawan… kawanku

lalu kita sama sederajat

 

Aneka gegap akademik membahana

Ngiangan senyum suaramu selalu masuk ke dada

licin bercakap menjelaskan tentang apa saja

kalimatmu setengah matang tak sampai padaku

 

ingatlah dulu itu, sambil menenteng kameraku

kau mencoba iba

panas tanah Persia menyengat

kita sama-sama mengunyah negeri aneh, mistik, dan kontroversi

 

oh wahai rudiku, rudi kita, rudi komunitas dan manusia

untuk apa kau diciptakan

untuk apa kita diciptakan mengenalmu

kesederhanaanmu dan kuat batinmu mendekap agama sesampainya

 

selamat hidup kawan

kita masih mencoba mati sebelum mati

sempoyongan tak karuan

serpihan diantara kobar api serpihan abu

 

inilah kita, korban kerinduan

di saat bernyawa, kita saling menyendiri

di saat terbang, kita mencari carinya

lalu waktu kita habis, persahabatan sejati menggantung di awan