Presiden Raeisi; Kematian Seorang Abdi Negara Iran, 2024

MP; Dimana mana, jangan kan manusia, sejauh makhluk hidup pasti akan mati. Sejauh materi pasti akan punah dan musnah. Manusia dengan semua status di dunia akan mengalami kematian. Ada mahasiswa, sopir, guru, dosen, mentri, tentara, presiden, mentri, ketua lembaga internasional, semua pasti mati. Mati membawa kenangan sesuai dengan misi status sosial-budaya-politiknya.

Bagaimana dengan kematian deret orang penting, seperti Presiden Iran, Reisi yang baru saja mati karena kecelakaan helikopter, setelah meresmikan bendungan Provinsi Azerbaizan. Seyyed Ebrahim Raisi (1960-2024) adalah seorang presiden Iran ke 8 Iran.

Pemimpin Salat Jumat kota Tabriz Seyyed Mohammad Ali Al-e Hashem, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan Gubernur Azarbaijan Timur Malek Rahmati serta para kru juga kehilangan nyawa dalam kejadian menyedihkan ini.

Satu kata kesimpulan, mereka mati dalam keadaan bertugas sebagai abdi negara Iran. Membangun negri yang sedang di sanksi Barat demi kesejahteraan rakyatnya dan juga menjalankan misi kemanusiaan Internasional, membebaskan kaum tertindas di dunia-Palestina. Bagaimana orang-orang penting ini di nilai, bagaimana dunia menilainya ?.

Bagi para peneliti Iran, awal berpikir akan masuk pada konstitusi Iran, disebutkan dalam konstitusinya, keniscayaan negara Repubik Islam Iran lahir untuk membebaskan kaum tertindas di dunia. Tujuan utama bernegara itu. Sementara menyejahterakan rakyat Iran dan dunia adalah tugas kedua. Dalam praktek tentu berbarengan. Sanksi barat dianggap dari kaca mata agama, ujian kaum beriman.

Disebutkan dalam konstitusi Iran, Iman pada tauhid, kenabian, hari akhir, tentu saja keadilan dan kepemimpinan yang berlanjut (mahdawiat-ratu adil).

Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam pidato di PBB pernah menyatakan bahwa dunia sedang menunggu penyelamat dan orang tersebut masih hidup. Semua agama Ibrahim menjanjikan kedatangan penyelamat dan masih hidup, menyaksikan apa yang terjadi di dunia.

Wali faqih, pemimpin tertinggi adalah jelmaan wakil imam mahdi yang sedang ghaib. Tugas utamanya memimpin kaum tertindas di dunia meruntuhkan kaum penindas di dunia. Faktualnya adalah membebaskan dalam jangka pendek kawasan dunia Islam dari cengkeraman hegemoni barat, membebaskan 35 pangkalan militer AS, Nato dan Israel yang mengontrol timur tengah.

Inilah yang disebut dalam narasi Barat teokrasi dan diktatorisme. Sementara operasional cita-cita besar itu menggunakan mekanisme demokrasi prosedural barat, tanpa Partai. Presiden dan anggota parlemen di pilih langsung oleh rakyat, sementara dewan ahli di pilih oleh rakyat per distrik, hasilnya, para anggota ahli memilih pemimpin tertinggi. Inilah hak perogratif Iran, memaknai demokrasi barat berbasis teologi agama Islam. Hak itulah yang tidak diakui oleh blok liberalisme barat dalam semua panggung akademiknya. Namun, faktualnya berjalan sesuai dengan konstitusi Iran. Iran diperintah oleh gabungan konstitusi barat dan Islam baik ke dalam dan luar negri.

Presiden Reisi, Pemimpin Salat Jumat kota Tabriz Seyyed Mohammad Ali Al-e Hashem, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan Gubernur Azarbaijan Timur Malek Rahmati mati (syahid) sebagai abdi negara, sebagaimana abdi negara-negara lain. Abdi sebagai wakil umat tertindas dari seluruh dunia, melalui dan mengikuti prosedur tata kelola dunia barat secara kritis. Buah dari kekritisan itulah yang menjelma menjadi negara yang mendorong dan membantu kelompok perlawan dalam kerangka membebaskan Palestina dan dunia Islam dari tirani dunia. Itulah makna spirit negara teo-demokrasi. Menyambungkan tali langit dan kebebasan manusia di bumi, pilihan para jawara Iran. Gaya berpikir dan bertindak muslim-syiah Iran, rasional-spiritualis. Mereka menyebut gaya pemerintah nabi Muhammad dan Imam Ali di era kontemporer. Anda boleh benci, dengki, berusaha menghancurkanya, anda akan dianggap bersama kelompok para penindas.

Jika musuh menggunakan unilateralisme, alustista modern, negara mullah ini juga akan mengerahkan kekuatan otak dan imajinasi spiritual berusaha mengimbanginya. Jika musuh punya alustista; patriot, sparrow, derby, pyton, arrow, david sling, iron dome, Iran punya bavar 373, rudal hypersonik, dll.

Begitu juga di bidang diplomasi, jika Menlu USA dan proxi Eropa Barat-Israel merencanakan dan memuluskan menggenosida warga Gaza, menlu Iran almarhum, Abdollahian berusaha menggagalkan, memepet secara diplomatik, mengurai dan membuka kedok, mencerahkan tirai tirai gelap jaringan zionis-penindas Palestina dan dunia. Itulah makna seorang abdi negara Iran, para jawara yang merindukan kesyahidan dalam setiap momen gerak geopolitik dunia menuju dunia multipolar.