Akulah petani ksatria langit
Yang hidup tanpa pengikut
Yang beraksi tanpa harapan juara
Yang pialanya terbuat dari penderitaan
Akulah ksatria petani langit
Yang berjuang menguatkan otot dan saraf
Yang rambut, tangan, kaki menjadi budak
Yang bergelut dengan kehidupan bagi kemerdekaan jiwa
Akulah petani ksatria langit
Yang bersabahat dengan burung dan tanaman
Yang berburu angin semilir, air jernih yang mengalir, tanah yang subur
Yang ilmunya dari kendali kemandirian akal dan jiwa yang bersih
Tidak,…..
Itu semua cita cita
Yang sedang bekerja dan tanpa harapan
Kecuali jika sifat dan perbuatan Tuhan bersama sang hamba