Pengakuan

 

Akulah petani ksatria langit

Yang hidup tanpa pengikut

Yang beraksi tanpa harapan juara

Yang pialanya terbuat dari penderitaan

 

Akulah ksatria petani langit

Yang berjuang menguatkan otot dan saraf

Yang rambut, tangan, kaki menjadi budak

Yang bergelut dengan kehidupan bagi kemerdekaan jiwa

 

Akulah petani ksatria langit

Yang bersabahat dengan burung dan tanaman

Yang berburu angin semilir, air jernih yang mengalir, tanah yang subur

Yang ilmunya dari kendali kemandirian akal dan jiwa yang bersih

 

Tidak,…..

Itu semua cita cita

Yang sedang bekerja dan tanpa harapan

Kecuali jika sifat dan perbuatan Tuhan bersama sang hamba