aku ingin marah, membanting kaca-kaca retak
aku ingin meninju, melempar wajahmu yang penuh beludru
aku sabar, katanya dunia memihak pada yang benar
aku diam, katanya semesta penuh curahan
lihatlah itu pahlawan kesiangan
bicara tentang makrifat Tuhan
dadanya penuh bintik-bintik kemunafikan
lihat itu pengagum kebijakan
langkahnya menghitung langkah syetan
aku marah, dunia bergerak dalam medan tangan gagap
aku mengalah, jalan-jalan berujung pada atom
aku mundur,,..mencari jalan alternatif teratur
oh wahai yang engkau pemangku alam kejamakan
bicarakanlah yang satu seperti matahariMU
satukan remuk daun-daun hatiku, agar ranting akalku tak patah
semaikan perlambang yang suci dari yang paling tersembunyi
oh wahai kau yang kurindu yang akal tak mampu tampung curahan semua nama-MU
dunia bagai embun di di atas mendung
menyebar dalam awan pekat, semuanya jatuh ke arah jutaan mahluk
barangsiapa tak siap, seperti menutup jendela rumah dari hujan emas
hati siapa yang tak siap,
pintu akan selalu terkunci meski hujan rahmad mengepung dari segala arah
ya Allah ya Tuhan yang satu, kuhadapakan gelap awanku
tembakkan kata-kata ajaibmu, aku siap tangkap dengan dada merunduk
wahai engkau yang akhirnya tanpa nama
aku siap cutikan akal sementara, kutinggal sebentar dalam dingin sejuk dunia
wahai engkau yang selalu mengelus air duka,
aku siap buka genggam suasana fana