Siapapun dosennya, pada pertemuan kuliah perdana, biasanya dimulai dengan perkenalan dosen, mahasiswa dan mata kuliah.Sehari sebelum pemilu, 14/2/2024, tepatnya 13/2/2024, saya mengenalkan mata kuliah apa itu Filsafat Ilmu dan Logika, ragam tema dalam kurikulum serta metode pembelajaran di UPN-Veteran-Jakarta.
Seperti dalam kuliah-kuliah perdana mata kuliah apapun yang saya ampu, saya selalu membangkitkan “passion” mahasiswa/i dengan mengenal mata kuliah, relevansi dan signifikansi dengan jurusan yang mereka ambil. Merangsang anak didik bagaimana menikmati berpikir, merasakan mata kuliah, dan cara memaksilmal target-target Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan bahasa yang sederhana.
Bagi saya “passion” itu penting, karena menjadi pembilang, dimana penyebutnya adalah kebebasan imaginasi keinginan yang seringkali liar. Semakin besar passion seseorang terhadap sesuatu, dan fokus pada keinginan yang di batasi, kemungkinan besar, akan menikmati pembilang tersebut.
Saya pancing anak didik untuk berpikir secara bebas, menjawab tanpa dibebani benar dan salah, mengeluarkan pendapat apa yang dimaksud Filsafat Ilmu dan Logika. Setelah 10 mahasiswa menjawab, saya dibantu ketua kelas mencatat poin-poin tersebut, mengapresiasi dan memahamkan dengan disertai contoh.
Oleh karena mahasiswa/i berasal dari jurusan Tehnik (Mesin, Perkapalan, Industri), saya mengajak berpikir tentang keniscayaan hukum sebab akibat, relevansi dan penerapannya dalam ilmu sosial dan alam. Menerangkan betapa pentingnya hukum sebab-akibat dalam ilmu pengetahuan. Tanpa penerapan hukum sebab akibat, maka ilmu pengetahuan menjadi gugur.
Memperkenalkan contoh tema filsafat, misalnya aliran empirisme dan rasionalisme secara sederhana dalam ilmu alam. Mahasiswa, saya ajak berpikir dan merenungkan tentang hukum grafitasi, lalu menjelaskan posisi fisafat dan logika. Apa itu hukum grafitasi, dimana posisi hukum sebab akibat dan peran indera dalam memperoleh kesimpulan, kenapa setiap benda jatuh condong ke bawah. Apakah indera secara langsung bisa mengambil kesimpulan? atau didahului proses berpikir (rasionalisasi). Darimana hukum sebab akibat. Pada intinya mengenalkan tahap berpikir pertama (firts intelegible being) dan kedua (secondary intelegible being) dalam bahasan Filsafat.
Saya juga berusaha membangkitkan imajinasi pengetahuan mahasiswa/i Tehnik Perkapalan, Industri dan Mesin dengan satu masalah. Mengajak mahasiswa membayangkan ketika menjadi montir, apa yang dapat dilakukan ketika menghadapi mobil sedang mogok. Mahasiswa kemudian menjawab dan memberi beberapa variabel kemungkinan penyebab mesin mogok dan membayangkan memperbaikinya. Nah, proses berpikir seacara cepat itulah penerapan logika. Para montir setiap hari dimanapun, secara langsung sudah menerapkan logika-mekanik. Disamping penerapan logika dalam kehidupan sehari-hari, kita juga sering menjumpai kesalahan dalam berpikir (fallasi). Misalnya menggeneralisir masalah, menyerang subjek-personal individu orang, bukan fokus pada konten argumentasi, dll.
Lalu memperkenalkan perbedaan apa itu Ilmu (science), Pengetahuan (knowledge), Filsafat dan Filsafat ilmu. Membangkitkan dari mana seseorang dapat memperoleh pengetahuan, baik pengetahuan sederhana maupun saintifik. Menjelaskan peta dan sejarah singkat filsafat, dari klasik, pertengahan, modern dan postmodern. Menggambarkan bagaimana proses berpikir seorang filsuf, baik level mikro dan makro, proses berpikir induktif dan deduktif. Semuanya sebagai pengenalan singkat gambaran umum mata kuliah Filsafat ilmu dan Logika.
13/2/2024