Pelajaran yang bisa di petik hari adalah konsistensi. Konsistesin berpikir sebagai panduan konsisten bersikap dan bertindak. Fakta sosial tidak asimetris dengan fakta benda material. Semua besi di dunia ini jika dipanaskan akan memuai,apakah semua besi sudah dipanaskan. tentu mustahil. Dengan demikian induksi hanya berujuang pada dua kesimpulan, sempurna dan tidak sempurna. Di dalam penyimpulan induksi tersembunyi sebentuk deduksi. Karena tidak semua proses induksi bisa dilakukan akan tetapi kesimpulan generalisasi sering terjadi dalam dunia sosial.
Apakah fakta material sama denga fakta sosial. Tentu tidak, fakta material proses perubahanya melalui proses kimia dan fisika. Dia terjadi relatif alamiah, melalaui proses hukum tertentu. Fakta sosial, terjadi karena kebebasan individu berkelindan dengan sosal, terjadinya fakta sosial bisa berbelok sesuai dengan kehendak kebebasanya. Panyebab dan akibatnya sesuai dengan kebebasanya. Tidak semua kejadian (insidental) akan bisa menjadi fakta sejarah, hanya fakta yang disengaja yang bisa dimasukkan menjadi premis dan data sejarah.
Mari kita bicara fakta sosial dari sisi lain, apakah satu saja kejadian (fakta) sosial penyebanya tunggal, sehingga indetifikasi mengarah pada satu variabel tunggal. Apakah setiap kerusuhan pasti menyebabkan kematian. Dari sisi ini variabel berkenaan sejumlah kebebasan aktor yang akan menyebabkan sejumlah premis.
Seringkali terjadi jebakan generaliasi, dengan demikian tidak mudah untuk di hindari akan tetapi tidak boleh terjadi. Doktrin rasionalitas dengan proses deduksi lebih utama dibanding induksi. Artinya, panduan berpikir nilai yang seharunya harus di dahulukan, jika tidak kita akan mengikuti fakta-fakta bahkan fakta yang di rekayasa sekalipun, yang dapat dijadikan premis premis sehingga menghasilkan kesimpulan invalid. Yang “seharusnya” tidak bisa digantikan dengan “is”. Deskripsi fakta hanyalah induksi sekunder yang perlu di justifikasi dengan deduksi primer, bukan sebaliknya induksi primer di justifikasi deduksi sekunder. Deduksi selamanya primer, induksi selamanya sekunder. Keduanya di perlukan.