Evaluasi Debat Capres; Doktrin Pertahanan Suci RI 2024

MP-Debat Capres RI 2024 telah digelar pada Minggu (7/1/04). Anies Baswedan (1), Ganjar Pranowo (2), Prabowo Subianto (3) telah menunjukan aksi terbaiknya. Tulisan ini akan mengevaluasi ketiganya.Suka atau tidak, ketiga capres telah menunjukkan performa terbaiknya. Dari sisi tema dan kesempatan telah selesai. Ketiganya ingin menunjukkan fokus yang menjadi prioritas. Anies fokus pada pencegahan dan solusi cyber attack dan dukungan kemerdekaan Palestina. Prabowo fokus pada kesucian dan kerahasiaan pertahanan negara, Ganjar pada kemandirian dan kesejahteraan prajurit. Performa ketiga capres di tentukan data dan keberanian yang telah di ukur, dipersiapkan oleh pribadi kandidat dan tim suksesnya.

Debat TV adalah soal praktek prosedural KPU. Performa, retorika dan seni mengalahkan lawan di atas teater media. Terkadang sama sekali tidak terhubung dengan kebenaran. Jikapun ada, dalam kontek sejarah Filsafat Barat Klasik, kebenaranya selevel dengan politisi dan pengacara, tidak sampai pada filsuf, orang bijak.

Tentu saja dalam kontek ini adalah sejauhmana materi subtansi pidato capres memiliki keterkaitan dengan konsep dan doktrin pertahanan Republik Indoesia.

Setidaknya kita bisa mengukur dengan enam dimensi doktrin Pertahanan Republik Indonesia. Doktrin yang dimaksud adalah fundasi konstituisi Republik Indonesia yang berkaitan dengan pertahanan.

  1. Prioritas Kesucian, Palestina sebagai alat uji

Doktrin kesucian. Prabowo sudah menyatakan dalam debat tersebut, soal pertahanan adalah soal sakral atau suci, hal itu benar. Hanya saja, Prabowo gagal menempatkan spirit kesucian perjuangan kemerdekaan Palestina di Gaza sebagai contoh entitas yang kuat dihadapan kedigdayaan tentara Israel.  Justru Gaza di tempatkan Prabowo, seolah sebagai entitas lemah dihadapan Israel.

Seharusnya Gaza ditempatkan entitas yang selevel dengan bangsa Indonesia pra kemerdekaan yang gigih melawan kolonial-Belanda yang memiliki alustista yang canggih.

Bangsa Indonesia dan Palestina sama-sama memiliki musuh kolonial kuno dan modern. Soft dan hard power pejuang kemerdekaan Palestina di Gaza hingga detik ini belum bisa ditaklukkan, bahkan pejuang Palestina mampu membalas Israel yang di dukung oleh alustista dan budget terbesar; USA-Israel, Nato dan Eropa Barat.

Sementara Anis sudah secara lantang mendukung kemerdekaan Palestina, hanya saja tidak mampu menghubungkan perang Gaza dengan doktrin kesucian pertahanan berbasis konstitusi RI. Sementara Ganjar tidak menyinggung dukungan kemerdekaan Palestina, sehingga pesan kemandirian alustista kehilangan basis moral pertahanan yang kuat.

Niat dan kebijakan adalah satu kesatuan. Kebijakan adalah karakter dari niat. Kebijakan Pertahanan Republik Indonesia pada masa Prabowo tidak bisa di lepaskan dari niat pengambil kebijakan.

Semestinya, doktrin pertahanan Republik Indonesia, pertama adalah niat yang suci menjaga kemerdekaan dan martabat bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan, keluar dan kedalam. Olehkarena itu, dalam kondisi perang, matinya status prajurit TNI dan rakyat Indonesia seharusnya sebagaimana syahidnya para pejuang kemerdekaan Palestina secara spiritual. Bukan selevel dengan matinya tentara IDF dan Belanda sebagai penjajah demi penguasaan hegemoni ekonomi dunia, murni material.

Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa secara dejure dan defacto memberi fundasi pertahanan Republik Indonesia, berbasis konsep manusia Pancasila-manusia spiritual. Sehingga ketika terjadi perang, TNI dan rakyat semesta berperang demi sesuatu yang suci, demi kemerdekaan, kemanusiaan, martabat, kepentingan nasional dan harga diri bangsa.

Hal ini akan di pertanggungjawabkan di akherat secara teologis, tidak semata dihadapan hukum di dunia secara sosiologis. TNI dan rakyat Indonesia tidak boleh berperang bersama negara-negara kolonial untuk kepentingan kejayaan dan penguasaan monopoli ekonomi dunia.

  1. Prioritas Kemandirian

Doktrin kemandirian. Setelah memiliki niat pertahanan suci, maka niat tersebut di transformasikan dalam bentuk kemandirian berpikir sebagai bangsa sehingga menghasilkan produk-produk alustista yang uptodate dan mandiri. Jika produksi hardware alustista strategis diproduksi secara swasembada hingga 90%, dibarengi strategi sofpower mendekatai 100 %, maka bangsa Indonesia memiliki pertahanan militer yang kuat.

Prabowo fokus pada kesuciaan dan kerahasiaan alustista, tanpa memiki tarjet swasembada alustista. Sementara, Anis tidak berbicara prioritas kemandirian produksi alustista, dia berbicara pada penangkalan dan recovery syber attack tanpa kemandirian teknologi cyber. Ganjar berbicara rudal hipersonik tanpa menjelaskan tahap-tahap strategis dan tarjet kemandirian alustista.

  1. Kedaulataan

Doktrin kedaulatan. Setelah memiliki niat suci menjaga kemerdekan, martabat bangsa, mandiri secara strategis dalam bidang software dan hardware alustista, maka harapan kedaulatan laut, udara dan darat bisa implementasikan. Sangat disayangkan ketiga capres tidak ada yang memprioritasnya penjagaan kedaulatan yang sejati

Perlu adanya pengawasan kedaulatan udara dari Sabang hingga Merauke dengan pesawat canggih, namun bisa di gantikan dengan drone pengawas dan serang dengan kecepatan dan durasi maksimal. Pembuatan satelit militer, air defense, misil hipersonik dan berpresisi tinggi, aneka adrone jika sudah swasembada, akan meningkatkan pertahanan keamanan dan kedaulatan Indonesia.

Perlu juga, adanya penjagaan kedaulatan kedalaman laut, dan wilayah diatas atmosfir udara Indonesia. Selain AU, AD, AL, perlu membuat Angkatan perang Aero Space diatas permukaan atmosir.

  1. Dicintai rakyatnya

Doktrin dicintai rakyat. Niat suci, prioritas kemerdekaan, kemandirian dan kedaulatan tidak akan sempurna tanpa kecintaan rakyat semesta pada penguasa dan tanah airnya. Kecintaan rakyat pada penguasa dan tanah air adalah bagian doktrin pertahanan suci.

Rakyat semesta harus di libatkan program kemerdekaan, pertahanan suci, kemandirian dan kedaulatan. Pertahanan suci negara harus berbasis pada hubungan integral penuh cinta kedua belah pihak, antara penguasa dan rakyat.

Capres Prabowo, Ganjar, dan Anies tidak berbicara kecintaan rakyat sebagai doktrin suci pertahanan. Ganjar dan Anies memang berbicara tentang demokrasi dan pelibatan keputusan kebijakan pemerintah, tapi tidak berbicara cinta rakyat sebagai doktrin pertahanan.

  1. Militer kuat

Doktrin militer kuat. Doktrin militer kuat adalah ketersediaan produk dari soft dan hardpower postur alustista terkini di sesuaikan dengan tingkatan ancaman musuh. Keniscayaan eksistensi Militer adalah demi perang suci, kepentingan nasional, untuk menjaga kesuciaan penjagaan martabat, kemandirian, kedaulatan bangsa dan negara. Ketersediaan alustista musti dalam pertimbangan tingkat ancaman musuh yang real. Jika tidak, akan diombang ambingkan oleh kekuatan asing. Indonesia hanya akan menjadi subordinat dan konsumen alustista. Negara yang hanya mengandalkan belanja alustista tanpa swasembada, bukti lemahnya pertahananan negara tersebut. Identitas musuh akan ditentukan produsen senjata.

  1. Ekonomi kuat

Doktrin ekonomi. Ekonomi negara yang kuat adalah pilar pertahanan. Jika ekonomi kuat, akan mampu memobilisasi rakyat dan mengembangkan alustista yang canggih dalam kondisi perang. Ekonomi kuat tidak selalu harus dibandingkan dengan negara superpower. Ekonomi kuat di fokuskan pada efisiensi pengembangan swasembada alustista hingga 90 % secara bertahap. Perlu “reverse engineering” terhadap alustista yang di beli, sehingga mempercepat penguasaan dan produksi teknologi militer terkini.

Kesimpulan

Syarat dari enam doktrin pertahanan Republik Indonesia diatas bisa suci, sehingga bisa di sebut pertahanan suci, jika berbasis pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang memiliki makna sosiologis dan teologis.

Sebagaimana dalam pembukaan UUD RI “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa”. Kemerdekaan sebagai berkat rahmad Allah, artinya pertahanan negara RI sejak awal memiliki nilai kesuciaan dari Tuhan berbasis kemerdekaan manusia dari penjajahan. Itulah manifestasi karakter para pendiri bangsa dan rakyatnya sebagai agen kemerdekaan yang memiliki iman. Sehingga menjadi “manusia beriman” yang merdeka  adalah doktrin pertahan suci negara Republik indonsia yang utama.

Evaluasi terakhir, ketiga capres belum bisa menunjukkan relasi skala agenda capres dengan mandat norma konstitusi tertinggi. Baik agenda pertahanan ”cyber attack, pertahanan suci, kemandirin dan kesejahteraan prajurit” seharusnya mampu di dasarkan dan di hubungkan dengan mandat pembukaan UUD.

Identitas bangsa Indonesia memiliki cita-cita besar secara konstitusional, bangsa yang cinta kemerdekaan, aktif menghapus penjajahan. Fungsi utama Pancasila adalah menyatukan kebinekaan demi keutuhan negara dan bangsa untuk menghapus penjajahan dengan segala manifestasinya. Setiap presiden RI harus mampu mengaktualisasikan cita-cita ini. Capres yang tidak mampu dan menyeleweng dari identitas ini, tidak layak menjadi presiden RI 2024 dan seterusnya. oleh; muhammad ma’ruf