Invasi Suriah dan Gangguan Jiwa

“Jujur kita akui, acungkan jempol IM aktif konsisten mengecam AS karena melindungi dan mengabadikan negara haram Israel, tapi pada saat yang sama mendukung AS menginvasi Suriah itu menjadi problem besar

Mengecam AS selalu mendukung diktator (boneka) di seluruh dunia itu sudah benar,  tapi pada saat yang sama mendukung AS menginvasi Suriah, hemm.. sepertinya ada yang bermasalah.  Siapakah itu, Ihwanul Muslimin (IM) di Mesir. Adakah IM yang lain, dimana itu? Jawabanya di Turki, bahkan Sang Khalifah Erdogan tidak hanya mendukung secara verbal, tapi juga menggunakan negara untuk memobilisasi pasukan resmi Turki ke perbatasan Suriah menyambut ajakan coboy Gedung Putih. Untuk kepentingan siapa militer Turki berperang, tentu untuk kepentingan IM, mustahil untuk rakyat Turki secara umum. Adakah IM yang lain yang setuju berkomplot dengan AS membom Suriah, saya kira banyak dan ada di sekitar rumah kita di Indonesia bahkan mungkin IM di manapun berada.

Jujur kita akui, acungkan jempol IM aktif konsisten mengecam AS karena melindungi dan mengabadikan negara haram Israel, tapi pada saat yang sama mendukung AS menginvasi Suriah itu menjadi problem besar. Apakah ikut serta mengganti pemerintahan yang sah dengan kekuatan militer dibenarkan logika hukum internasional? Apakah itu juga dibenarkan oleh ajaran agama apapun, termasuk Islam? Benarkan para Nabi menganjurkan umatnya wajib membakar, memperkosa, memotong kepala, mengusir penduduknya karena tidak setuju khilafah yang kita usung? Boleh dan bisakah memerdekaan Palestina dengan bekerjasama dengan Israel di belakang maupun di depan layar menghancurkan Suriah atas dasar beberapa hadis yang mengatakan bahwa;

“Kiamat tidak akan terjadi sebelum orang Romawi datang dan memerangi negri Syam, lalu datang pasukan muslim berdamai dengan orang Romawi, kemudian umat Islam dikhianati, setelah itu umat Islam memperoleh kemenangan dan membebaskan Palestina”

Mengklaim al-Qaida, FSA dan Jabhah al-Nusra mewakili umat Islam yang dimaksud Nabi Muhammad, dan meletakkan orang Romawi adalah AS dan Eropa sehingga harus berdamai (berkonspirasi) menginvasi secara militer Suriah adalah bentuk memahami hadis secara gegabah. Mungkinkah Nabi mengajari umatnya dengan hadis yang kontradiksi dengan akal dan hati nurani? Ini adalah pertanyaan untuk saudara-saudara Muslimin yang berafiliasi dengan Ihwanul Muslimin di seluruh dunia?

Islam dan Politik

Seperti kita ketahui dalam literatur Islam dan politik, terbelah secara teori dan praktik dalam dua arus besar; Islam menyatu dengan politik dan Islam harus dipisahkan dengan politik (sekuler). Jika memperhatikan ideologi politik IM, kita bisa merujuk pada Hasan al-Bana dan Abu A’la al-Maududi bahwa Islam tidak bisa lepas dari politik, sistem khilafah adalah cita-cita terakhir dalam ekspresi politik. Pertanyaanya, politik seperti apa dan dengan cara seperti apa?

Jika kita menyimak di Mesir, IM memperjuangkan khilafah mengikuti prosedur demokrasi. Menurut saya sudah benar, tetapi sangat kontradiktif pada saat memperjuangkan khilafah di Suriah dengan berkonspirasi dengan AS dan Israel  menumbangkan Assad. Sikap IM ini  secara psikologis, spiritual, moral umum, moral Islam dan hukum Internasional akan menimbulkan masalah. Jika ekspresi politik ini dikembangkan maka berdampak pada gangguan jiwa;

1. Split Personality
Umat Islam versi IM akan mengalami kepribadian ganda (split personality), terjadi kontradiksi antara pikiran dan tindakan. Satu sisi menghujat AS melindungi Israel, pada saat yang sama berkonspirasi dengan blok Israel menjajah Suriah sebagai negara yang  berdaulat.

2. Iman Palsu
Tidak bisa dipungkiri banyak kalangan Salafi dan IM meyakini hadis yang menganjurkan untuk berdamai dengan AS dan Israel berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintahan yang berdaulat (Suriah). Bentuk legitimasi  konspirasi yang menjadi iman seperti ini pasti salah. Hadis yang benar pasti menganjurkan untuk tidak bekerjasama dengan kezaliman.

3. Melakukan Kemusyrikan Akidah
Ikhwanul Muslimin yang mengharapkan missile AS segera menghajar Suriah agar khilafah segera terjadi adalah bentuk kemusyrikan karena mengharapkan pertolongan dari Setan Besar (AS) bukan pertolongan Allah.

4. Melanggar Hukum Internasional
Mendukung invasi AS ke suriah adalah melanggar cita-cita PBB seperti yang diamanatkan dalam Pasal 1 Piagam PBB, menciptakan perdamaian dan keamanan segaris dengan cita-cita Islam. Sikap yang benar adalah membantu PBB mendorong empat tindakan, yang saling berkaitan satu sama lain. Keempat kelompok tindakan itu adalah;

a. Preventive Diplomacy
Sebuah tindakan untuk mencegah timbulnya suatu sengketa di antara para pihak, mencegah meluasnya suatu sengketa, atau membatasi perluasan suatu sengketa.

b. Peace Making
Tindakan untuk membawa para pihak yang bersengketa untuk saling sepakat, khususnya melalui cara-cara damai seperti yang terdapat dalam Bab VI Piagam PBB. Tujuan PBB dalam hal ini berada di antara tugas mencegah konflik dan menjaga perdamaian.

c. Peace Keeping
Peace Keeping adalah tindakan untuk mengerahkan kehadiran PBB dalam pemeliharaan perdamaian dengan kesepakatan para pihak yang berkepentingan.

d. Peace Building
Peace Building adalah tindakan untuk mengidentifikasi dan mendukung struktur-struktur untuk memperkuat perdamaian mencegah suatu konflik yang telah didamaikan berubah kembali menjadi konflik. Peace Building lahir setelah berlangsungnya konflik.

5. Melanggar Aturan Islam
Perang di bolehkan menurut ajaran Islam dalam konteks membela diri bukan agresi, misalnya memobilisasi jihad rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Mendukung invasi AS ke Suriah untuk kepentingan kekuasaan Ikhwanul Muslimin di Suriah bertentangan dengan aturan perang dalam ajaran Islam

6. Mengganggu Kesehatan Spiritual
Politik yang benar adalah manifestasi akhlak, kesesuaian antara ekspresi politik dan akhlak. Dengan mendukung invasi AS ke Suriah sebagai ekspresi politik bertentangan dengan akhlak Islam yang selalu menganjurkan perdamaian (politik) dan menghindari perang. Memperjuangkan khilafah kalaupun itu dianggap benar tentunya tidak boleh dengan mempertontonkan kesadisan (memotong kepala, menyembelih, mengeksekusi ala militer) bertentangan dengan akhlak Islam yang penuh kerahmatan bukan kesadisan. Islam mengajarkan memperlakukan tawanan dengan baik. IM yang komit dengan dakwah Islam (tarbiyah) akan mengalami penurunan pamor di tengah umat dengan mendukung invasi AS di Suriah.

7. Kontradiksi dengan Cita-cita IM
Menurut Hasan al-Banna, menggambarkan bahwa salah satu sumber kekuasaan yaitu kehendak rakyat, kerelaan dan pilihan mereka secara bebas dan suka rela. Artinya, Ikhwan meyakini bahwa rakyat adalah sumber kekuasaan. Dengan mendukung invasi militer AS dengan harapan mengganti kekuasaan Assad tanpa melalui proses politik yang demokratis bertentangan dengan cita-cita IM itu sendiri.

Perang memang selalu menjadi musuh abadi kemanusiaan dan peradaban, akan tetapi membangun peradaban tidak akan bisa selalu steril dari perang, upaya mencegah potensi Perang Dunia III di depan mata adalah wajib hukumnya bagi siapapun yang masih bertuhan.

Hemat saya, sikap politik umat Islam Indonesia paling proposional dalam merespon provokasi Obama menginvasi negara berdaulat (Suriah) adalah mencegahnya. Karena invasi militer bertentangan dengan pancasila dan pembukaan UUD 1945, menolak segala bentuk penjajahan (imperialisme) di muka bumi. Mendukung invasi AS ke Suriah sama saja dengan bergabung dengan barisan orang-orang sakit (mental disorder). (IRIB Indonesia)

Sabtu, 2013 September 07 12:10