Zaman yang Oleng

 

burung pipit mengapit pagi
cahaya mentari samar nampak
pohon-pohon basah menyimpan hujan
orang-orang gaduh mencari makan
makin banyak koruptor berdatangan

ditengah ingatan aku meloncat-loncat
ditengah laju kereta aku diam
dipersimpangan masa depan, aku rem pelan

aku pasrah, jiwaku tenang menengadah
aku lumlai dari banjir ilmu
aku tak bergerak meski irama kejadian melonjak-lonjak

aku saksikan koran-koran beritakan kebohongan
aku lihat TV isinya gincu dan kebodohan
aku lihat virus menyebar di otak-otak mayat hidup

aku protes tanpa kekuatan
hanya nurani purba satu satunya cara bertahan hidup
aku coba laku sementara menarik diri
dari gagap zaman yang terus oleng
aku lihat agamaku di potong-potong di jajakan di emperan
para durjana membeli dengan harga murah
jiwa-jiwa beragama kalah menjadi keledai Fi’roun Barat

matilah sekarang sebelum mati nanti
karena nurani purba asli harus terus dipelihara
itulah pesan Muhammad pada kita semua
agar jiwa tak remuk dari amuk zaman

24/2/2014, pukul 09.30