Sebelum kita mulai mendefinisikan epistemologi, perlu untuk mengomentari kata “pengetahuan”. Kata ini, yang setara dengan “knowledge”, bahas Inggris, “ma‘rifah” dalam bahasa Arab, memiliki berbagai penggunaan. Makna yang paling umum adalah pengetahuan secara umum, kesadaran, dan informasi. Kadang-kadang digunakan untuk persepsi tertentu, terkadang untuk “pengenalan”. Kadang-kadang digunakan untuk ilmu (science) yang sesuai dengan kenyataan dengan pasti.
Pengetahuan sebagai subjek ilmu epistemologi adalah salah satu dari makna, didasarkan pada konvensi pada umumnya.
Konsep pengetahuan merupakan salah satu konsep yang paling jelas, dan paling jelas dengan sendirinya (most self-evident), sehingga tidak hanya tidak memerlukan definisi, tetapi definisinya pun mustahil, karena tidak ada istilah yang lebih jelas untuk mendefinisikannya.
Frasa dan pernyataan yang digunakan dalam buku-buku filsafat dan logika sebagai definisi pengetahuan dan sains bukanlah definisi yang sebenarnya. Tujuan penyebutannya adalah untuk menentukan contohnya dalam beberapa sains atau bidang studi tertentu. Misalnya, ahli logika mendefinisikan pengetahuan sebagai “memperoleh/mendapatkan bentuk sesuatu dalam pikiran,” dan tujuan definisi ini adalah untuk menentukan contoh yang mereka maksud, yaitu “pengetahuan yang diperoleh”/(acquired knowledge).
Atau mengacu pada pandangan tentang masalah ontologi tertentu dari beberapa filsuf yang mendefinisikan pengetahuan sebagai “hadirnya sesuatu non-materi terhadap non-material lainnya,” atau “kehadiran sesuatu terhadap keberadaan non-material.” “the presence of a non-material being to another non-material being,” or “the presence of a thing to a non-material existent.”
Tujuan definisi ini adalah untuk menyatakan pandangan mereka tentang sifat non-material pengetahuan dan subjek yang mengetahui.
Jika kita hendak menjelaskan pengetahuan, lebih baik mengatakan bahwa pengetahuan adalah kehadiran sesuatu pada dirinya sendiri (thing itself) atau bentuk khususnya atau konsep umum dari eksistensi nonmaterial. Selain itu, kita harus mengatakan bahwa pengetahuan tidak harus selalu menjadi pihak yang mengetahui selain objek yang diketahui. Mungkin saja, seperti dalam kasus kesadaran diri sendiri, tidak ada perbedaan antara pihak yang mengetahui dan objek pengetahuan (there be no difference between the knower and the object of knowledge).
Bahkan dalam kasus seperti itu “kesatuan” adalah contoh kehadiran yang paling sempurna. Berdasarkan definisi yang telah kita berikan tentang kata pengetahuan, kita dapat mendefinisikan epistemologi sebagai ‘ilmu yang membahas tentang pengetahuan manusia dan evaluasi jenis-jenis serta kriteria validitasnya. (muhammad ma’ruf)