Lakon

entah bagaimana

memandang tanah dan air

seperti retak bumi yang menganga

satu retakan, semua merasakan

entah bagaimana

hidup dalam kegembiraan

sebentar lalu abadi

bukankah tak ada kesedihan yang sempurna

entah bagaimana

satu umat menjadi geo dan politik

kesepakatan lokal bak kepuasaan para peminum anggur

seperti bayang tarian aliran sungai tanpa putus

entah bagaimana

merasakan mega dan rupa alam

berserak menegak lukisan diri

menggambar bayangan batu batu terjal kepedihan

entah bagaimana

kejujuran mahal harganya

diatas karpet merah semua berpidato

pesta lakon tanpa karya