pesonamu bak gerimis hujan
kala pagi saat karavan siap berangkat
perbekalan cukup
hati menggelinding seperti bola salju
oh wahai ibu
bagaimana bisa aku melupakanmu
janin masih terasa
ikatan satu hati dua manusia
rambut ikalmu, wajah bak rembulanmu
kaki malaikatmu untuk anak anakmu
tak ada dada lagi yang bisa kubersandar
kala aku bersedih dan kecewa keadaan dunia
wahai prajurit yang hebat nan gagah berani
keberanianmu dari mata air sang ibu
tapi negara adalah wajah ketegasan ayah
bangsa adalah pameran kebesaran jiwa trah keluarga