waktu lampau sejenak
filsuf itu gelisah, frustasi sejarah akal dipecah pecah
nurani purbanya terpanggil, dengan kuas Nietche, sang pengebrak peruntuh sang “ada”
dia susun proposal tentang berpikir ala puisi
tak mau disebut puisi, sebut saja merasakan ada
ya, dia rindu ada yang asli
siapa dan apa itu, satu katanya “diam”
dia berkata ada itu bisa ditangkap dengan puisi minus metafor
apa itu?….aku pun tak tau
oh jiwa yang gersang yang rindu pada kesempurnaan
biar saja, filsuf itu tenang, mengingat setiap entitas ada kadarnya
yang kutahu, “aku” harus dibunuh diganti dengan selain-NYA
yang kutahu akal menyatu dengan kalbu, dan berlabuh dengan yang satu
awalnya pembersihan total pada semua sifat buruk manusia
lalu qalbu saksikan hanya semua sifat-NYA
dan puncak dari itu semua maqom dan “hal” kekal dengan-Nya
Heidegger, semoga shodaqoh pencarianmu disempurnakan oleh yang satu