Jakarta, 17 April 2012 pukul 15:30. Pengalaman ini anugerah, kusebut jatuh dari sang ghaib, bagaimana tidak sepanjang negara yang saya singgahi, saya selalu disebut, Mr. Coordinator from Indonesia.
Saya senang sekali sebagai kordinator GMJ Darat: Indonesia-India-Pakistan-Iran-Turki-Lebanon-Jordan. Kenapa demikian, saya merasa melaksanakan keinginan Sukarno, presiden RI tuk bantu merdekakan Palestina. Meski banyak orang Indonesia remehin gerakan ini, satu kataku, aku tidak peduli.
Suatu saat di Jordan menjelang kepulangan ke Indonesia, saya merenung banyak tentang media meinstreim yang mencuci otak banyak orang. Hasilnya, ungkapan, sudahlah itu urusan negara lain, sudahlah masih banyak pekerjaan di indonesia, dan masih banyak sudahlah yang lain. Untuk merampungkan malam yang hening di jordan, aku merenung, sampai dimana perhatian media terhadap kegiatan ini.
Menurutku satu peran yang penting dalam kampanye GMJ(Global March to Jerusalem) adalah media. Alhamdulillah Panitia GMJ Indonesia via darat berhasil menggandeng media TV; TV ONE dan Metro TV, serta satu media cetak,Republika. Upaya media patner ini penting menurut saya karena untuk mensosialisaikan misi GMJ. Bila dibandingkan dengan First Asian Caravan, tentu saja Global Mach to Jerusalem lebih ramai dibicarakan di Indonesia. Sebagai contoh, TV One selalu memberitakan di program kabar siang dan malam, Metro TV di Metro Pagi, sedangkan Republika hampir dua hari sekali menampilkan laporan di online maupun cetaknya.
Meski format beritanya harian, akan tetapi masih saja terdapat beberapa kendala yang timbul, misalnya soal tersendatnya pengiriman berita ke tanah air karena kendala internet di masing-masing negara, juga banyaknya waktu yang dihabiskan di dalam bus.
Secara umum, menurut pengamatan tim media GMJ darat, sejauh ini peran media Indonesia semakin baik memberitakan soal Palestina meskipun dalam skala terbatas. Keberhasilan ini pararel dengan misi Global March to Jerusalem yang ingin menggeser image, Palestina sebagai isu agama menjadi isu kemanusiaan.
Tema besar kampanye GMJ darat, Jerusalem for All, Jerusalem untuk Islam, Kristen dan Yahudi sedikit banyak telah membukan jalan bagi partisipasi non-muslim, seperti keterlibatan Persekutuan Gereja Indonesia, dan juga membuka aliansi dengan kelompok nasionalisme, Megawati Institute.
“Image Israel identik Kristen dan yahudi, Palestina identik dengan Islam pelan-pelan bergeser menjadi isu kemanusiaan. Dengan isu kemanusiaan sebagai gerakan perjuangan Palestina akan semakin memperluas aliansi perjuangan; menjadi lintas agama, ideologi, negara dan benua,” kata Agus, salah satu relawan GMJ darat.
Dalam sebuah diskusi evaluasi peran media dalam kampanye GMJ, 4/4 Jordan, Faiz, satu relawan Indonesia yang bertugas sebagai kameramen juga pengelola video kegiatan GMJ darat menuturkan, “Perjalanan dan aktifitas delegasi GMJ Indonesia bisa di lihat di Youtube. GMJindonesia (tanpa spasi) adalah nama official (resmi) channel Youtube GMJ Indonesia. Bahkan saat anda mulai mengetik, gmjindonesia akan ter-pop-up di search engine youtube. Ini menandakan viewer atau para pengakses Channel GMJindonesia sudah ribuan,” kata Faiz Mearecure.
Saat ini sudah mengudara 14 video di channel tersebut. Diantara video yang sudah di upload adalah saat delegasi GMJ darat, “Di sambut hangat saat tiba di Karachi-Pakistan”, video saat GMJ berkampanye dengan suhu 0 derajat celcius di Erzurum-Turki, kampanye di kedutaan zionis-Israel di Ankara, Turki.
Hingga saat ini menurut Faiz, sudah ada sekitar 5000-an yang menonton Channel Youtube GMJindonesia. Dan juga sudah ada 5 pelanggan. Channel Youtube GMJindonesia menjadi TV alternatif dan bisa menutup kekurangan saat televisi nasional yang hanya menampilkan sedikit tentang liputan misi kemanusiaan Jerusalem ini.
“Selain Youtube, GMJ indonesia memiliki account twitter. Informasi tentang kegiatan delegasi GMJ bisa di lihat di timeline twitter dengan nama account GMJina. Meski follower GMJina baru mencapai 60, ini tidak menyurutkan semangat kami untuk terus menginformasikan berita yang terkait tentang Jerusalem,” tutur Faiz.
Menurut pendapat Faiz, peran media di negara-negara yang kita lalui juga sangat positif dan atraktif, gairah untuk mewancarai setiap delegasi juga luar biasa, mereka tidak saja mendengarkan pidato untuk dijadikan berita,tetapi mereka terus menggali berita itu dari para relawan secara acak, media luar nampak membutuhkan berita GMJ.
Media cetak maupun elektronik di masing-masing negara begitu banyak telah mengkover kegiatan GMJ darat; rata-rata menurut Faiz, sekitar 20 media di masing-masing negara, baik di India-Pakistan-Iran-Turki-Lebanon-Jordan.
“Meski di Indonesia, berita GMJ masih sepi, tapi kita harus lebih ngotot berkampanye karena ini masalah waktu saja, media Indonesia tidak selamanya menguntungkan zionis, mereka alergi karena propaganda zionis saja,” kata Faiz.
“GMJ adalah sebuah kampanye gerakan upaya penyadaran, meski upaya ini kecil, dan banyak yang pesimis, tetapi misi ini sangat besar, yaitu membebaskan manusia dari ketertindasan, manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dan tak satupun yang berhak menjadi “penindas” apalagi dengan dalih sebagai manusia pilihan Tuhan,” kata Faiz.
Oleh: Muhammad Ma’ruf*