Taqwin, Aku Bersaksi Kehidupanmu

Taqwin
16/11/2018

Duh sahabat
Aku merinding mendengar kabarmu
Sebelumnya kaulah temanku
Waktu kecil kita main pukul pukulan bantal
Indah sekali bukan?

Kita bermain bersama  sejak kecil
Kita bermain sejak aku kelas 5 SD
Umurmu dibawahku
Kau tau arti bermain bukan?
Bermain adalah sungguh bahagia
Tidak ada jarak untuk memikirkanya

Kita tidak tau waktu  itu, berpikir itu apa?

Berpikir itu untuk apa
Kita bermain, terus bermain
Kau dulu merasa dekat denganku
Keluargamu juga merasa dekat
Kita seperti keluarga
Ibumu dan ayahmu tentang aku
Mereka terus memperhatikan aku
Seolah mereka tau
Kalau kita berdua memiliki dunia sendiri
Ya dunia di hadapan mereka
Arti keluarga, arti menjadi tetangga yang dekat

“Tahun” waktu itu terasa sekali
Di tandai dengan lebaran
Lebaran adalah milik keluarga besar desa kita
Semua bahagia

Lalu aku sekolah ke kota
Kau tetap di desa
Kau bergaul dengan teman agak berbeda
Bahasanya juga orang gaul
Saat itulah kita berjarak

Tubuhmu mulai gembul
Kau makmur cepat sekali
Kau berpetualang
Ikut mobil kesana kemari
Jiwa petualang itu mungkin warisan ayahmu

Setelah itu kau merantau ke ibu kota
Kau menjadi makin kuat
Kau berpkir lebih tegas
Tapi bentuk kehidupan belum datang
Kau sepertinya kecewa ibu kota tak memberi kemakmuran
Tapi kau menggembol pelajaran

Kau pulang dan berdagang
Ya berdagang pakain dalam
Kau bercanda sambil mencari uang
Kau pintar menjual dagangan
Ya ibu ibu kampung
Janda janda
Anak muda
Kau punya langganan banyak
Dengan tas hitam besar kau kesana kemari
Aku mengikuti mu kesana kemari
Aku tidak kuat
Kau kuat
Kuat seperti baja
Tekatmu kuat

Kau mulai bercerita ingin berumah tangga
Kau malu bercerita
Kalimat sering tak sempurna
Tapi aku tau kau punya strategi sendiri
Kemandirian mencari pasangan hidup

Kau menikah
Kau makin jaya
Berani memutuskan
Berani nyari utangan
Segala kesulitan dan resiko
Kau berhasil menaklukan
Kau ambil barang dari satu kota
Kau buat toko
Toko mainan
Toko kesukaanmu
Kau suka sekali bercanda
Itulah kenapa kau buat toko mainan

Kau beli mobil
Kau bikin rumah

Suatu waktu kau berkata
Mas, ibuku pesan
Bangunlah rumah
Dekat dengan orang tua
Kalau semua anaku pergi
Orang tuamu sama siapa?

Hemmmm…
Kau taat pada orang tua
Kau buat rumah
Kau buat tempat bermain anakmu
Kolam depan rumah
Aku melihat dari dekat
Aku selalu menyapa

Kau berubah tapi bagus
Kau tidak pernah ke rumah mencari ku seperti dulu
Kau sudah kelihatan kuat dan sukses

Aku pulang dan mengajakmu
Membuat kenangan seperti dulu
Ya mengaji, qiroah,,,,bermain,seperti dulu
Waktu seperti dulu
Belum punya istri, anak, rumah, mobil
Serta perabot….

Ayo kawan kita semarakan tempat dulu ngaji
Kau salah satu alumni tertua
Kau datanglah, dan akan kita beri penghargaan alumni tertua!!
Tapi kau menjawab
Aku tidak punya waktu mas

Sepertinya kau berubah agak aneh
Seperti punya agenda jelas dan tepat
Tapi agak meleset dari cita-cita seharusnya hidup seperti apa
Cara melihat hidup dan cara melihat agama berubah
Aku tau kau bergaul dengan siapa
Aku tau jangkauan wawasan agamamu
Tapi sepertinya kau sudah percaya diri dengan informasi yang benar

Aku tidak menyerah
Aku ajari ngaji anakmu

Waktu romadhan
Kau bilang
Matur nuwun pak yayi
Sudah mengajari anak kesayangku

Kau juga suka pelihara burung
Sekali di jual kalau harga pas
Makmur dan jualan memang menyatu dalam hidupmu

Aku lihat kutilang
Bunyinya matang dan aneh
Seperti sebuah pertanda
Aku beli 100 ribu
Aku senang sekali

Waktu itu magrib
Aku kasih makan
Mungkin lupa menutup pintu kandang
Atau anak anak kecil sengaja membukanya
Burung itu terbang, ..aku sedih sekali
Tapi aku ikhlas

Dan,….
Berita itu datang
Datang dengan wajah kepalamu
Diikat dengan tali putih
Kau diam
Tapi kau tersenyum di dadaku
Bercanda dengan rasa sukses dan tertata

Anakmu mendekat sebelum takbiran
Pak kita jadi takbiran ya, jadi bikin oncor?
Ya nak,,,,,,
Anak perempuanmu ingin bermain
Takbir dan merasa kebahagiaan
Kebahagiaan seperti bapaknya dulu

Takbir terus takbir

berjalan menyusur jalan jalan kampung

jalan kita semua, jalan sejarah kita

jalan yang kita injak waktu kita masih kecil

Tapi cerita itu berhenti!!!
Sekarang benar benar berhenti
Kau punya kisah mendalam dengan teman teman
Kenalan selain aku
Mungkin lebih dahsat dan hebat

Tapi ada sesutau yang belum selesai
Bukankah anak dan istrimu mengharapkan
Hidup lebih lama lagi
Lama selama mungkin menikmati hasil jerih payah mu
Aku berpikir begitu juga
Tapi hidup seperti bermain
Tidak bisa dipikirkan semuanya
Harus di jalani seperti waktu kecil dulu
Bermain terus bermain tanpa berpikir

Aku tau shobat
Kau….ya kau sekarang dengan alam barumu
Kau makin deket denganku
Dengan cara lain
Ya kau melihat dari sana
Amalmu menjadi bensin melihat terangnya dunia
Dunia tanpa teka teki
Terlihat tanpa penghalang

Sementara aku melihatmu melalui anak mungilmu
Melalui orang tuamu
Melalui surat yasin, baca fatikah dan doa ziarah

Kau pamit terlalu cepat
Tapi itu pikiranku
Pikiran penduduk desa kita
Senyumanmu terus membekas kawan
Membekas dalam
Dalamnya kesedihan
Air mataku tak bisa kendalikan
Oleh senyumanmu
Kita semua menangis kawan
Menangis sedih penuh penghayatan

Datanglah setiap waktu kawan
Bercanda dengan pikiran dan hati kita
Aku akan terus menziarahimu
Agar kematianmu menjadi petanda
Bahwa kita saudara
Semua penduduk desa kita saudara
Hidup bahagia
Cara memahami agama yang berbeda beda
Jangan menghalangi kita terus dekat
Dekat waktu hidup
Dekat saat salah satu dari kita mati
Kematian jadi pelajaran yang hidup
Yang hidup tau diri
Betapa sempitnya wawasan kita
Betap indahnya bersaudara
Hidup gotong royong
Hidup jujur
Hidup penuh persaudaraan
Berdagang, bertani, mengajar, nyopir, kuli, pak lurah
Semua sama

Saling mendekat
Jangan saling menjauh

Ceritamu banyak sekali
Cerita mengenangmu terlalu banyak “Taqwin”
Semoga kau lebih sukses dan makmur di sana
Salam buat penduduk desa yang kau temui disana
Embah embah kita, orang tua nenek moyang kita
Petani petani hebat…..

Kita sekarang berteman dengan cara lebih dahsyat
Lebih mendalam
InsyaALLAH aku akan berziarah
Ke rumah barumu
Rumah dari tanah gratis
Tanpa keringat untuk membelinya
Pemberian pencipta kita

Sahabat

Aku bersaksi kaulah salah satu teman baiku

AKU BERSAKSI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH

DAN

MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH

 

INNALILLAHIWAINAILAIHIROJIUN,….