Pancasila dalam perenungan

21/10/2017

Pancasila dalam perenungan

wahai umat semesta
yang di rundung nestapa
ratusan tahun dalam pedih disiksa
oleh petualang perusahaan
oleh negara dan anak perusahaanya

wahai umat semesta
dulu sebelum bendera para petualang datang
hiduplah ratusan kerajaan
bertebaran dalam hikayat nusantara

kini ya kini jadilah negara kita
di topang dari nenek moyang kita
sebuah nilai dalam dada bersama
gemar bergotong royong
baik antar sesamanya
dan berTuhan sejak dulu kala

Lalu pancasila
Menjadi pengikat hidup bersama
Tahun berjalan
Lima ranting pancasila di goyang goyang

Inikah kesepakatan pandangan hidup kita
inikah pengarah hidup kita
inikah disiplin ilmu yang bisa dikembangkan
inikah yang membuat kita sentosa

tiga pilar 5 sila
di topang falsafah, ideologi dan ilmu

wahai pohon lima
dalam waktu yang terjepit
Dr.Supomo menulis integralisme
bukan liberalis, bukan komunis
demi persatuan dalam kebinekaan

Jadilah pemimpin besar
menjadi nahkoda kapal besar
generasi berikut menyebut fasis
demi liberalis eropa
demi merebut kekuasan gemah ripah

pulahan tahun pemimpin besar
diganti pemimpin padi
dalam sunyi mencekam

lalu berganti gantian
pemimpin mewakili aneka gelombang
mengkuti segala arah
hingga tanpa arah

Lalu pohon lima dipertanyakan lagi
dari sisi sila 4

katanya
terlalu kosong sila 1
sila 2
sila 3

bukankah ketiganya
di wacana wacanakan
sebagai penutup wajah neoliberalisme

dimana letak 5 pohon sila
saling mengunci, mengukuhkan

aku merenungkan Pancasila

Bukankah!!!

sila empat,
bisa di dapat
dari pemimpin yang bertuhan esa
yang bertuhan dalam kemanusiaan
yang menyatukan segala beda

tapi aku bertanya
bukan pemimpin seperti itu
harus sudah jadi
bukan dalam proses menjadi dalam pemilu yang rapuh

sisi keadilan
tidak lepas dari kepemimpinan
kepemimpinan adalah kepatuhan pada hukum

hukum dan kepemimpinan

seperti bergabung
yang sakral dan sekuler
berbaur dalam kesalahan
yang dimaafkan oleh Tuhan

Pancasila
terbuka dan final
bisakah kau menjelaskan?????