28/08/2017
Ritus MATI
Di pagi menjelang sibuk
Orang-orang keluar seperti laron
Gerbang sekolah di buka
Kantor-kantor siap menampung para pekerja
Presiden sarapan pagi
Para mentri siap tanda tangan ribuan proyek
Wakil rakyat tertawa tawa
sebagian masih tidur
sebagian menyiapkan pembelaan di persidangan
Aku lihat juga
Orang-orang kaya
Mengatur dan menjaga
Mandor-mandor sibuk membangun proyek negara
Membantu pembangunan
Mengejar kertinggalan
Proyek kecil
Proyek besar
Semua dapat bagian
Mahasiswa/mahasiswi mantan pejuang
Sibuk bermanuver
Bersilat lidah
Mencari-cari bagian kue pembangunan
Sementara,…
Ribuan buruh dibiarkan sepi sendiri
Kelaparan tidak didampingi
Jutaan petani tetap miskin di laut yang mencekam
Nelayan tetap miskin melihat tangkapan ikan
Pegawai negri sibuk menunggu jatah bulanan
Oh betapa semua
Negriku yang luas sekali
Selesai, selesai, selesai
Tak ada teriakan
Tak ada apa-apa
Benarkah,…
benarkah sudah tidak ada pekerjaan lagi?
Bagi perindu-perindu kebenaran dan keadilan
Oh demokrasi
Penemuan dingin dari manusia
Hak asasi
Kebebasan
Legitimasi dan kemakmuran rakyat
TV-TV membabi buta
Merayakan ragam pikiran
Membungkus berbagai kepentingan
Ya,,,kue besar hanya untuk penjahat kelas dingin
Senjatanya
agama,
media,
tunduk pada kaisar dunia
Apa lagi?
Jika elemen-elemen negara
Diam seperti berjalan dalam paksa
Jika tukang ojek raja jalanan
Menguasai rimba jalan raya
Jika mobil-mobil bertumpuk-tumpuk
Diam tak bergerak di aspal-aspal
Maka
Jalan
Jembatan
Gedung
terus dibangun
Hanya ritus menghabiskan uang negara
Agar pembangunan tampak terlihat
Dan ritus itu, seperti
Menggali kubur sendiri
Seperti asap tanpa api