Si Penjual itu Marxis
Hei,…ceritanya dulu kan hebat
Betul sekali
1998
Mari kita bercerita
Mari mendekat erat
Mari, mari, mari
Hidupkan rokok kalian
hisap dalam dalam
biar asap membumbung ke angkasa tinggi
Dengar kata-katanya,
Seru sekali
Meronta ronta tak ada takut
Langit gelap mencekam
Serdadu datang
Dia lihat itu semua maha enteng
Ya,, tenang-tenang,
Kalian tenanglah para pejuang
Kemiskinan buruh menjaga kita
Dia tak takut karena jiwanya sekelas penyair
Ya… penyair jalanan.
Tak ada bekas dalam kata-kata pada kertas
dia tulis dalam mulut saja
Ingatlah kawan, ingatlah
Hanya ingatan temen temenya yag tersisa…ya kata-kata itu
Dia juga ahli seni
Melukis apa saja
Betul sekali…tapi lukisanya hanya hiburan saja
Tak terlalu laku sepertinya
Huru hara pecah
Diktator segera lengser
Kitalah para pahlawan, ucap mereka
Tahun berganti,,,,hari berjalan,,,
Suasana lain
Rupanya rezim diganti rezim
wajah berganti wajah
aturan dibuat
buatlah semaumu
asal bagian besar tetap pada ku
akulah dewa penindas
tahukah kalian
kalian kutipu, kubuat kalian pahlawan
jadilah kalian wahai para pahlawan
isi perut kalian dari sisa-sisa kekayaan
jadilah kalian sekrup
kemerdekaan kalian sudah kita ukur
kebahagian kalian tak seberapa
Suasana lain,…musim alam dan politik berganti
tak menarik
Muncul tunas tunas baru
Menjanjikan,…
Tak ada masalah
Tak ada masalah
Karena masalah sudah di selesaikan oleh maha sekrup demokrasi
oleh rumah rakyat, rumah presiden dan mentri
kalian kugerakkan
terimalah
oh si Marxis itu
dia juga pahlawan yang miskin
tak gesit dan malu malu
jadi sekrup kapitalis
dia menyesuaikan diri dalam mulusnya dunia
Kapitalisme menggairahkan….menggoda..dan hanyut sudah
kapitalisme pintar
jadi bunglon…
Warna warninya menggoda politikus, birokrasi dan pengusaha
Huuuh…kapitalisme bahkan mengatur agama,…menghibur para ulama dan pendeta
Si Marxis menangis
Menonton kawan-kawanya berhasil jadi kapitalis
politik hanya untung-untungan
ketiban kue itulah politik
Teman-temanya yang dulu ngikut eyang Marxis,…semua…tak terkecuali
Semuanya jadi penggila kapitalisme
Kapitalisme Tuhan Proletar
Proletar hanya psikologi saja
Siapa mahasiswa yang kaya yang mau berontak????
Psikologi bukan????
Hem..akhirnya si Marxis penjual itu
lumlai tidak jadi kapitalis
Sedih,…
Aku jualan singkong…gorengan…nasi bungkus
Belilah semuanya,,,mari..mari
Dia hidup dalam keterdesakan ekonomi ..total,,,total…maha total
Seeeeet….jangan bicara politik…katanya
Si penjual kecil…memang melihat dunia mengecil
Betul sekali,,,ekonomi menggerakkan semua kesadaran jadi kecil
Maha super power sosio ekonomi menyempitkan dada
Oh…eyang Marxis…..
teorimu salah
Dua mata koin yang sama..kapitalis dan sosialis…
Asal Tuhanya kapitalis
…semua bisa diajak bicara,
ditaklukkan,,
dibinasakan,,,disayang sayang
Ada dunia lain
Kau tak mau mendengar pastinya…
Karena Marxis beriman pada yang maha konkrit
Berpikir harus konkrit
,,,berpijak harus konkrit
,,beragenda dengan konkrit
…makan harus konkrit
Terus saja.
….teruskan sampai perut meledak..
…sampai kau bahagai sekali dengan kue konkrit
bukan itu
bukan!!!
kesadaran bisa bebas dari penjara historis
bebas tanpa takluk pada gelap ekonomi
gelap masa lalu pribadi
kesadaran punya kehidupan sendiri
ia murni
mengalir tenang
tanpa interupsi gegap gempita penindas
tapi bisa gagah berani
melawan penindas
kehidupan itu murni
kapitalis bukan apa-apa
tapi si Marxis itu tetep tidak percaya
karena dia harus berjualan gorengan
menikmati rasa miskin
dalam keabadian tak terkira