Fenomena hijrah

Banyak fenomena hijrah di bicarakan. Ada yang terus nekat berjalan karena dianggap sebagai petunjuk paling akhir dan benar. Ada yang nyinyir dan waspada, karena ini dianggap hanya pemahaman agama dangkal melalui proses rekruitmet yang lagi ngetren untuk anak muda.

Sebenarnya apa sih hijrah? sebagai suatu istilah artinya berpindah dari kondisi buruk menuju lebih baik. Nah dari sini tidak salah, setiap orang menginginkan kebaikan meski sejahat apapun karakter manusia. Hanya saja jika setelah hijrah ujungnya manifestasi paham takfir, bidah, kafir secara membabi buta artinya bukan hijrah yang benar. Justru mereka berpindah pada situasi yang semakin menyulitkan hidup mereka sendiri dan orang lain. Tentu akan merugikan Islam itu sendiri.

Hijrah yang benar, tidak bisa instan, meskipun hidayah menjadi rahasia Allah. Agama butuh ihktiar, ada seluk beluk ilmu yang harus di kuasai, dimensinya luas. Hijrah yang benar tentu saja dengan ilmu yang cukup dań benar, hijrah yang tumbuh dari dalam diri. Tumbuh dari dinamika intelektual dan tempaan latihan penyempuranan diri lama. Hijrah yang benar akan menjadikan karakter diri yang permanen, tidak mudah goyah, kuat dan rasional.

Hijrah yang berasal dari ilmu yang dangkal tidak akan stabil, mudah goyah dan renderung irasional. Hijrah harus dicari pada tempat dan guru yang benar, selagi masih mencari jangan berhenti dan menetapkan suatu pemahaman yang paling benar. Namun jika sudah mantap, rational, memiliki sıfat permanen, mandiri artinya hijrah anda patut di apresiasi.

Hijrah yang paling tinggi adalah hijrah seluruh pancaindera manusia untuk selalu menuju dan mengingat Allah, makrifatullah. Inti dari agama Islam ya itu.

Terus meneruslah belajar, agama Islam adalah agama akal, saat kita memikirkan agama dengan akal dań iman artinya juga sudah hijrah tanpa gebyar dan pengumuman keluar. Kita umumkan kondisi itu kepada  kita sendiri hingga menjadi tabiat yang kuat. Kita hijrah dari berpikir bahwa Islam tidak rasional menjadi rasional, dań tentu saja iman terus di tambah dengan ibadah dan berpikir.