Orang-orang politik
14/01/2019
Orang-orang politik
Berpesta pora
Berlomba ingin jadi berkuasa
Orang jawa, orang bukan jawa
Tak satupun mewakili Indonesia
Kopi dan musik bertanya pada orkesta
Dimana sisa anggur?
Bila kau memandang kebenaran
Kalian akan lari berpaling
Celah celah kekuasaan hanya anyaman rapuh
Menjaga atau mengubah
Pertahanan negri, Kedamaian, kemakmuran, atau kemenangan teologi buih pantai
Zulaikah jatuh cinta dari balik tirai Yusuf
Penjara adalah hukuman pahit yang agung
Bekas cemeti di punggung adalah syair keabadian
Kebenaran ada di balik mimpi
Perhatikan waktu berlalu
Cinta lebih luas dari kehidupan
Hingga kepedihan terperas
Sisa dosa kekacauan membumbung ke langit
Dan bila sapi kurus menelan sapi gemuk
Tanamlah padi, simpanlah untuk masa yang pasti
Kekeringan akan terjadi di seluruh negri
Datanglah Yusuf kepada Raja
Selesaikan bencana dengan api kasidah cinta
Kekuasaan mengiringi kebenaran
Oh wahai orang-orang politik
Jangan bunuh kebenaran dengan kekuasaan rapuh kalian
Yusuf berkata kepada kepada ayah-nya,
“Wahai ayahku! Sungguh aku bermimpi
Melihat sebelas bintang, matahari dan bulan,
Kulihat semuanya sujud kepadaku.”
Kepedihan kerinduan Yakubpun meleleh
Kekejaman saudara berujung pada tangisan kebenaran
Dimana kekuasaan ?
Dimana kebenaran?
Bila keduanya menjauh
Tabuhlah genderang cinta
Tanamlah padi, sebarkan jala di laut
Bernyanyilah tentang dendang burung surga
Ratapi aliran waktu
Air darah tercurah dari langit
Jiwa syuhada adalah tumbal kebenaran
Jernihkan keruhnya kekuasaan
Kebenaran adalah cinta
awal dan ujung
Sedang
Kekuasaan adalah kiasan