Logika koneksi

Suatu pagi

28/8/018

Suatu pagi, dosen unik, dosen bergaya klasik. Dia berbicara tentang tantangan. Katanya, tantangan dimana saja, apa saja,, kapan saja.

“Tantangan”, sudahkah  kita berpikir bahwa tantangan itu penting. Tantangan adalah penting kata dosen klasik itu.

Setiap tantangan perlu pendahuluan, sebuah relasi teori dan praktek, pikirkanlah dua hal itu. Terkadang berpikir setelah melakukan, terkadang berpikir baru melakukan.

Mari kita lihat, Dunia barat, timur dan Islam ada dalam relasi tantangan itu. Ketiganya memiliki logika kesaling terhubungan. Setelah itu berpikirlah bahwa keterhubungan membawa dampak lain, seperti budaya, politik, sains, geografi.

Mari bicara tentang sains,  dunia Islam sedikit dan banyak berbeda dengan barat. Kita bertanya antara Sains dan “Will” mana yang  lebih utama. Islam memilih “will”. Kehendak ya kehendak. Tentu kehendak yang baik dan vertikal lebih utama di banding sains.

Kemudian kita berpikir, sebuah pertanyaan etika kah?

Mungkin saja, tapi ingat, setiap praktek politik apalagi berdampak besar, akan menggeser  budaya, geografi, dan lainya. Islam menempatkan esensi lebih utama untuk menempati disegala tempat, Islam nol ambisi menempati dan mendominasi secara geografi.

Dosen itu meneguhkan, camkanlah logical connection!!!. Satu sisi “will” disisi lain, ontologi, epistemologi, sains…

“Will” akan menggerakkan, menciptakan sains dan akan membawa pergeseran politik dan geografi.

Olehkarena itu kebutuhan adalah fokus yang harus di waspadai..intinya bagaimana berkoneksi secara harmoni dengan ontologi dan epistemologi, juga etika. Kedua sisi tidak boleh timpang sebagaimana di Barat.