Peradaban di sore hari

16/02/2018

di sore hari
Setengah bulan lebih
Badan beradaptasi
Pikiran beradaptasi
Obsesi intelektual mencari bentuk

Oh wahai mahasiswa mahasiswi
Aku bertemu dengan mereka
Di tanah tua
Gurun-gurun indah

Jalan-jalan kereta berhenti tersambung
Di jeda atas nama moderat
Atas nama kebebasan
Proyek nuklir untuk kesejahteraan berhenti
Berhenti,…dan sopirpun marah marah

Hai… aku cinta orang tua kita
Tapi aku benci ketimpangan
Aku benci revolusi sekedar pergeseran
Dari keluarga pindah ke ulama
Seperti revolusi prancis
Dari keluarga menuju kaum feodal

Aku bergumam
Kenapa tidak mengikuti saja
Petuah orang tua
Yang hidupnya sudah tahu
Sejarah bangsa dan kemana melajunya

Oh wahai demokrasi
Barang dagangan yang perlu

Lebih banyak bercanda
Bekerja dalam gimik gimik
Dalam operasi operasi membosankan

Kebebasan oh kebebasan
Meski menjadi barang rongsokan
Oleh makelar makelar senjata dan kekuasaan
Tetep saja seolah seperti pizza

Dengarlah dosen bicara
Peneliti sejarah peradaban

Peradaban adalah barang netral
Berasal dari raja zolim dan raja adil

Ilmu, industri, sistem sosial, ekonomi, militer
Tidak ada tanpa negara
Jika semua disebut
Itulah peradaban

Peradaban adalah sejarah kekuasaan itu sendiri
Membentuk warna intelektual
Di gambar dari pusat kekuasaan
Turun jadi batu ukir, patung, artefak, arsitek bendungan

Jika kurenungkan
Apa itu Peradaban?

Aku teringat
Hukum alam dan sosia bekerja
Lihatlah metabolisme tubuh bekerja
Ada pikiran dan darah mengalir

Tapi ingat
Tanpa jatung dan otak
Tubuh dan pikiran tak bekerja

Ingat juga
Tanpa tangan dan mata
Tubuh tetap bekerja

Lalu merenunglah
Sekuat tenaga
Darimana kelok kelok garis sejarah bekerja
Dari kehendak relatif manusia
Atau kehendak absolut dunia

Apakah ruang dan waktu
Mengembang dan mengempis
Apakah sejarah manusia
Seperti sejarah terciptanya dunia
Apakah awal dan akhir
Seperti pergerakan subtansial

Kenapa alquran bicara waktu
Kenapa alquran tidak bicara tempat
Apakah tempat itu selamaya sama
Dari awal dan ujung

Ada apa dengan waktu manusia
Jika tempat selalu sama
Jika selamanya tempat tetap
Dimanakah pijakan berangkat

agar teoriku

mulus membentang dalam ilmu sejarah manusia

dalam ilmu alam jika bisa